Apa Itu Berita?

Apa itu berita? Pertanyaan itu acapkali muncul pada orang yang berminat pada profesi wartawan atau para pemula. Apakah kabar yang sering termaktub dalam obrolan sehari-hari merupakan berita? Jawabannya tentu tidak sama, tetapi kabar itu bisa menjadi bahan awal untuk mewujudkan sebuah berita.

Coba cermati orang yang tengah berbelanja di pasar, atau sekelompok orang yang mengobrol. Kita mengambil percakapan itu sebagai contoh.

PERCAKAPAN 1:

Catatan: Pb = Pembeli, Pj = Penjual

Pb: Mang beli bawang merah setengah kilo aja!

(Pj memasukan bawang-bawang ke tempat timbangan, kemudian dibungkus kantong plastik. Pb pun mengeluarkan Rp10.000).

Pj: Harganya naik neng. Setengah kilo Rp19.000.

Pb: Kemarin, masih Rp10.000, mang.

Pj: Iya neng dari sananya. Katanya sekarang bawang impor , bukan bawang  lokal.

PERCAKAPAN 2

Catatan: or1 dan or2.

Or1: Kang, ada tabrakan mengerikan tadi pagi, kang?

Or2: Tabrakan apa? Aku belum dengar.

Or1: Rombongan anak-anak SMP dan SMA. Kudengar mau ke Jambore Pramuka di Pandeglang. Mereka naik truk, terus terbalik. Dua puluh orang meninggal.

Or2: Inalillahi wa inalillahi rojiun, kapan itu?

Or1: Tadi pagi

Perhatikan dua percakapan di atas. Percakapan 1 membawa kabar bahwa harga merah naik dari Rp10.000 per 0,5 Kg menjadi Rp19.000/Kg atau dari Rp20.000/Kg menjadi Rp38.000/Kg. Jika dipersentasekan, kenaikan itu 90 persen dari harga semula.  Percakapan 2 membawa kabar sebuah peristiwa kecelakaan kendaraan truk yang mengangkut rombongan SMP dan SMA yang akan berjambore di Pandeglang. Kecelakaan itu menyebabkan 20 orang meninggal.

Apakah kabar dalam kedua percakapan itu sudah menjadi berita? Lalu, apa yang membedakan kabar itu dengan berita yang sering dibaca di media cetak dan online, didengar di radio dan dilihat di televisi?

Menurut Mitchael Stephens yang menyusun buku A History of News:

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.

Jadi, kabar yang dibawa dalam perakapan 1 dan 2 sebenarnya sudah masuk dalam katagori berita, hanya belum layak menjadi berita dalam pengertian kewartawanan. Dan, kabar itu menjadi sebuah berita ketika dibuat laporan. Bentuk laporannya tentu memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik. Dan agar menjadi berita yang menarik serta dibaca banyak orang, maka berita itu harus memenuhi kriteria berita.

Pos ini dipublikasikan di Dasar Jurnalistik. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar