Teknik Lead: Deskripsi / Penggambaran

Deskripsi merupakan salah satu teknik lead yang membutuhkan pengamatan yang kuat terhadap objek yang akan menjadi bahan pemberitaan. Kata-kata yang digunakan dalam lead itu harus mampu secara tepat menggambarkan objek, sehingga pembaca seolah sangat dekat dengan peristiwa.

Kehebatan lead deskripsi diperlihatkan Valens Doy (almarhum), wartawan senior Kompas yang menjadi guru penulis, dalam membuat laporan / berita tentang sepakbola. Begitu banyak pembaca yang mengirimkan surat yang isinya mengomentari laporan sepakbola yang seakan permainan sepakbola berada tak jauh dari mereka. Padahal mereka hanya membaca berita di suratkabar Kompas. Sayangnya, penulis tidak memiliki arsip berita karya Om Valens (demikian dia dipanggil) untuk jadi contoh kehebatan lead deskripsi di posting ini.

Mengutip ucapan Om Valens, seorang wartawan yang akan menggunakan deskripsi dalam menulis berita harus mampu menempatkan diri sebagai kamera yang menangkap detail objek berita dan menyusun kembali detail itu dengan kata-kata untuk disajikan kepada pembaca. Detail objek dan pemilihan kata yang tepat membawa pembaca dekat dengan objek.

Sama dengan teknik lead narasi, wartawan yang akan menggunakan lead deskripsi juga harus berhati-hati jika tidak ingin pesan atau berita yang ingin disampaikan ke pembaca menjadi samar atau tidak jelas. Salah satu kelemahan dalam penggunaan lead deskripsi adalah wartawan terjebak pada keasyikan menggambarkan objek berita yang terkadang remeh temeh, sehingga tujuan utama dalam menyampaikan berita, yaitu segera memberikan informasi yang penting dan layak berita.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi pedoman bagi wartawan yang ingin menggunakan lead deskripsi, yaitu;

Pertama, apakah detail itu fakta yang remeh untuk menggambarkan objek berita mencukupi? Jika tidak, wartawan akan kesulitan secara tepat penggunaan kata untuk menyampaikan beritanya.

Kedua, penggunaan lead deskripsi akan mudah dikenakan pada penggambaran tokoh terkenal, tetapi akan lebih kompleks atau rumit jika digunakan pada objek yang abstrak. Jika objek bersifat abstrak seperti kondisi ruangan atau kondisi perkampungan kumuh, wartawan membutuhkan detail remeh sebagai simbol untuk menggambarkan kondisi tersebut.

Ketiga, apakah fakta yang berhasil dikumpulkan itu sangat tergantung pada waktu? Jika tergantung waktu, fakta itu segera basi ketika digunakan menjadi lead deskripsi. Harus diingat, wartawan harus mampu mengumpulkan fakta yang terlepas dari ketergantungan waktu.

Keempat, apakah penggunaan lead deskripsi tidak menyebabkan ketidakjelasan fakta-fakta penting untuk disampaikan kepada pembaca? Penggambaran objek berita yang berkepanjangan pada akhirnya munculnya kalimat-kalimat tidak efektif dan memboroskan kata.

Perhatikan contoh lead deskripsi yang tidak tepat yang menyebabkan fakta penting menjadi samar atau tidak jelas disampaikan;

Ruangan kelas 3 SDN II Kota Serang tampak sepi. Meja-meja belajar kosong, tak ada murid-murid yang biasanya duduk rapih di kursi-kursi meja tersebut. Papan tulis berwarna hitam di dinding kelas juga masih terlihat bersih, tidak tampak bekas coretan kapur yang menandakan aktivitas guru dan murid di ruangan tersebut. Sedangkan di meja guru yang berada di sudut sebelah kanan juga terlhat bersih, tak ada tumpukan buku atau bunga yang diletakan di sana.

Ahmadun, guru kelas 3 SDN II termanggu menatap ruangan kelas tersebut. Dia berjalan perlahan-lahan dari pintu masuk hingga ke meja guru, kemudian duduk di kursi yang terbuat kayu yang mahoni. Dia memandang satu per satu meja-meja murid yang kosong, seakan tidak percaya dengan kondisi kelas 3 SDN II tersebut.

Perhatikan dua paragraf berita di atas. Hingga paragraf kedua, pembaca masih tetap tidak mengetahui apa yang hendak diceritakan oleh wartawan. Lead deskripsi yang dibuat di atas memang memungkinkan pembaca untuk terbawa pada pengamatan keadaan ruangan kelas 3 SDN II Kota Serang. Tetapi pertanyaan penting, ada apa dan mengapa itu terjadi, tidak segera terjawab. Boleh jadi, pembaca akan merasa letih, lalu meninggalkan tulisan tersebut.

Mari kita perbaiki berita di atas:

Ruangan kelas 3 SDN II Kota Aceh tampak sepi. Meja belajar kosong dan papan tulis berwarna hitam masih terlihat bersih, tak ada coretan yang menandakan aktivitas belajar-mengajar antara murid dan gur. Suasana ini terjadi setelah daerah ini terkena gempa besar, Minggu (16/2-2014) yang memaksa seluruh penduduk dievakuasi, termasuk para murid SD tersebut.

Ahmadun, guru kelas 3 SDN II Kota Aceh itu termanggu di depan pintu masuk, kemudian dia berjalan perlahan-lahan ke meja guru yang berada di sudut sebelah kanan ruangan. Dia duduk di kursi yang biasanya setiap hari dilakukan untuk memberi pelajaran pada para murid. Dia memandang satu per satu meja murid yang kosong, seakan tidak percaya dengan kondisi kelas 3 SDN II itu.

Hasil perbaikan di atas setidaknya segera menjawab pertanyaan apa yang hendak disampaikan kepada pembaca. Penggunaan lead deskripsi itu selayaknya tidak menghalangi atau tidak menyebabkan informasi penting untuk segera disampaikan kepada pembaca.

Pos ini dipublikasikan di Jurnalistik Tulis Lanjutan. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar